Kamis, 13 Oktober 2011

Motivasi

Teori motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:

(1) durasi kegiatan;

(2) frekuensi kegiatan;

(3) persistensi pada kegiatan;

(4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;

(5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan;

(6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;

(7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan;

(8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain :

(1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan);

(2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi);

(3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG);

(4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor);

(5) teori Keadilan;

(6) Teori penetapan tujuan;

(7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan);

(8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan

(9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.


(disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167).


Penyunting : BMG (Boedylaw Management Group)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar