Jumat, 14 Oktober 2011

Valuta Asing

PERDAGANGAN VALUTA ASING

Perdagangan antarnegara melahirkan kebutuhan akan valuta asing yang sering disebut dengan istilah devisa. Mengapa demikian? Karena perusahaan eksportir yang mengekspor produk ke luar negeri memerlukan dana dalam mata uang lokal yang digunakan untuk modal kerja sehari-hari. Oleh karena itu, bagi eksportir apabila dibayar dengan mata uang negara lain (dalam hal ini, valuta asing) maka is harus menukarkan valuta asing itu dengan mata uang lokal. Transaksi jual-beli dua mata uang yang berbeda inilah yang kemudian melahirkan adanya perdagangan valuta asing atau sering disebut sebagai forex trading (forex = foreign exchange = valuta asing).

Berikut ini contoh tentang bagaimana transaksi perdagangan valuta asing dapat terjadi. Misalkan PT Arun Ngl salah satu perusahaan yang mengeksplorasi gas bumi cair terbesar di Indonesia, mengekspor LNG ke Jepang dengan syarat pembayaran yang ditentukan dengan menggunakan mata uang dari salah satu negara tersebut. Oleh karena itu, ada masalah yang terjadi balk di negara eksportir atau di negara importir. Hal itu terjadi karena di Indonesia PT Arun Ngl harus membayar biaya eksplorasi dan karyawan di Indonesia dalam mata uang rupiah (IDR), sedangkan di Jepang konsumen pengguna LNG membayar importir dalam mata uang Yen (JPY) —mata uang Yen merupakan alat pembayaran yang sah di Jepang. Dari kasus ini sekarang hanya ada dua kemungkinan untuk menyelesaikan transaksi ekspor-impor, yaitu apakah PT Arun Ngl menagih importir Jepang dalam mata uang JPY atau dalam IDR?

a. Jika PT Arun Ngl menagih dalam IDR, importir di Jepang harus menjual JPY yang dimiliki untuk membeli IDR di pasar valuta asing.
b. Jika PT Arun Ngl menagih dalam JPY, maka PT Arun Ngl harus menjual JPY hasil pembayaran ekspor LNG untuk mendapatkan IDR, untuk membayar biaya-biaya produksi di Indonesia.

Dari kasus itu terlihat bahwa dalam mata uang apa pun yang menjadi syarat pembayaran terhadap transaksi ekspor-impor, salah satu atau kedua belah pihak harus berhubungan dengan pasar valuta asing untuk menjual JPY guns mendapatkan IDR. Untuk memenuhi kebutuhan transaksi ini di pasar, harus ada pihak yang menawarkan JPY dan harus ada pihak yang meminta IDR. Kebutuhan akan JPY datang dari importir di Indonesia yang merigimpor barang dari Jepang. Demikian juga situasi yang sama dihadapi oleh importir di Jepang yang mengimpor barang dari Indonesia. Baik importir di Jepang maupun eksportir di Indonesia harus menjual JPY dan membeli IDR. Akibat dari perdagangan ini terjadilah transaksi pertukaran dua valuta di pasar valuta asing. Transaksi pasar valuta asing antara dua negara dapat saja terjadi atau ditransaksikan dengan menggunakan mata uang negara ketiga. Hal ini terjadi apabila syarat pembayaran yang disepakati menggunakan mata uang yang bukan milik masing-masing negara yang bertransaksi (biasanya karena mata uang negara-negara itu bukan mata uang yang keras atau hard currency). Misalnya dalam kasus ekspor LNG, PT Arun Ngl mensyaratkan pembayaran dalam USD. Dalam hal ini yang terjadi selanjutnya, importir di Jepang harus menjual JPY untuk membeli USD untuk membayar PT Arun Ngl. Selain itu, PT Arun Ngl harus menjual USD untuk memperoleh IDR guna membayar biaya-biaya produksi di Indonesia. Dad contoh transaksi ini dapat disimpulkan bahwa perdagangan internasional atau perdagangan antarnegara menimbulkan terjadi perdagangan valuta asing.

Pustaka
Manaj.Aktiva Pasiva Bank Devisa Oleh Boy Leon & Sony Ericson. (BMG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar